Sungguh ketika ku di Pangkalan punai aku mimpi melihat surga
Ternyata surga tidak megah, hanya sebuah istana kecil di tengah hutan
Tidak ada bidadari seperti yang disebut di kitab-kitab suci
Aku meniti jembatan kecil
Seorang wanita berwajah jernih menyambutku
“Inilah surga” katanya
Ia tersenyum, kerling matanya mengajakku menengadah
Seketika aku tekesiap oleh pantulan sinar matahari senja
Menyirami kubah-kubah istana
Mengapa sinar matahari bewarna perak, jingga, merah dan biru?
Sebuah keindahan yang asing
Di istana surga
Dahan-dahan pohpn ara menjalar ke dalam kamar-kamar sunyi yang bertingkat-tingkat
Gelas-gelas kristal berdenting dialiri air zamzam
Menebarkan rasa kesejukan
Bunga petunia ditanam dalam pot-pot kayu
Pot-pot itu digantung pada kusen-kusen jendela yang berwarna biru
Di beranda, kupu-kup kecil disembunyikan dibalik tilam, indah sekali
Sinarnya memancarkan kedamaian
Tembus membelah perdu-perdu di halaman
Surga begitu sepi
Tapi aku ingin tetap di sini
Karena ku ingat janjimu Tuhan
Kalau aku datang dengan berjalan
ENGKAU akan menjemputku dengan berlari-lari
( 100% q POSTING DARI NOVEL LASKAR PELANGI )
Selasa, 15 Juli 2008
RENUNGAN DIRI
Dalam renungan diri terhitung salah, lupa, dosa, sedih, bahagia, tawa.....
Namun ketika hati hampa dan beku maka kepadaNya kita bersandar.....
Dan ketika pikiran mulai terasa pekat dan penat, maka kepadaNya kita mengadu hingga tak ada gurat kesedian di pagi hari.....
Tiada tempat terindah selain sandaranNya......
Tiada benda secuilpun yang kuasa mengubah ketetapanNya.....
Hanya dengan bersujud dan memujiNya, segala hingar bingar yang meluap pada diri setiap insan kan usai......
Ketika kesabaran dan kesetian diri diuji....
Ketika kebenaran mulai dipertanyakan....
Dan ketika emosi, hati dan pikiran meluap.....
Maka yang terucap dari bibir adalah suatu kesalahan.....
Sayang menjadi benci....
Benar menjadi salah.....
Bahkan temanpun menjadi musuh...
Namun tirai hati tersibak dengan kalimat tasbih tahmid dan takbir..... Sehingga kekurangan tiap insan dapat memudar.....
Dan celah hati itu dapat terobati dengan dzikrullah dan maaf......
Namun ketika hati hampa dan beku maka kepadaNya kita bersandar.....
Dan ketika pikiran mulai terasa pekat dan penat, maka kepadaNya kita mengadu hingga tak ada gurat kesedian di pagi hari.....
Tiada tempat terindah selain sandaranNya......
Tiada benda secuilpun yang kuasa mengubah ketetapanNya.....
Hanya dengan bersujud dan memujiNya, segala hingar bingar yang meluap pada diri setiap insan kan usai......
Ketika kesabaran dan kesetian diri diuji....
Ketika kebenaran mulai dipertanyakan....
Dan ketika emosi, hati dan pikiran meluap.....
Maka yang terucap dari bibir adalah suatu kesalahan.....
Sayang menjadi benci....
Benar menjadi salah.....
Bahkan temanpun menjadi musuh...
Namun tirai hati tersibak dengan kalimat tasbih tahmid dan takbir..... Sehingga kekurangan tiap insan dapat memudar.....
Dan celah hati itu dapat terobati dengan dzikrullah dan maaf......
Langganan:
Postingan (Atom)